Contoh Mad Shilah Qashirah: Pengertian, Hukum, dan Implementasi dalam Al-Quran
Dalam mempelajari ilmu tajwid, kita seringkali menemukan istilah-istilah yang mungkin terdengar asing. Salah satunya adalah Mad Shilah Qashirah. Mad ini merupakan salah satu cabang dari hukum mad yang penting untuk dipahami agar bacaan Al-Quran kita semakin tartil dan sesuai dengan kaidah yang benar. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian Mad Shilah Qashirah, hukumnya, contoh-contohnya dalam Al-Quran, dan bagaimana cara mengidentifikasinya.
Memahami Mad Shilah Qashirah bukan hanya sekedar mengetahui definisinya, tetapi juga mampu menerapkannya dalam bacaan sehari-hari. Dengan pemahaman yang baik, kita dapat menghindari kesalahan dalam membaca Al-Quran dan mendapatkan pahala yang lebih besar. Mari kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Pengertian Mad Shilah Qashirah
Mad Shilah Qashirah adalah salah satu jenis mad thabi’i yang terjadi ketika terdapat ha’ dhamir (ه) yang terletak di antara dua huruf hidup (berharakat) dan tidak bertemu dengan hamzah (ء) setelahnya. Ha’ dhamir ini berfungsi sebagai kata ganti orang ketiga tunggal (dia, nya). Mad ini disebut “qashirah” karena panjang bacaannya hanya 1 alif atau 2 harakat, sama seperti mad thabi’i.
Secara sederhana, bisa dikatakan bahwa Mad Shilah Qashirah terjadi ketika sebuah ‘ha’ dhamir’ terapit di antara dua huruf yang masing-masing memiliki harakat (fathah, kasrah, atau dhammah). Kondisi ini memungkinkan ‘ha’ dhamir’ tersebut dibaca panjang 2 harakat.
Hukum Mad Shilah Qashirah
Hukum membaca Mad Shilah Qashirah adalah wajib dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat. Artinya, jika kita menemukan kondisi yang memenuhi syarat terjadinya Mad Shilah Qashirah dalam Al-Quran, maka kita wajib memanjangkan bacaan ‘ha’ dhamir’ tersebut. Mengabaikan hukum mad ini dapat mengurangi keindahan dan ketepatan bacaan Al-Quran.
Perlu diingat bahwa kewajiban membaca Mad Shilah Qashirah ini berlaku ketika kita membaca Al-Quran secara *washal* (bersambung). Jika kita berhenti (waqaf) pada kata yang mengandung ‘ha’ dhamir’ tersebut, maka tidak berlaku hukum Mad Shilah Qashirah. Kita cukup membacanya seperti biasa tanpa dipanjangkan.
Syarat Terjadinya Mad Shilah Qashirah
Agar Mad Shilah Qashirah dapat terjadi, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat ini penting untuk diperhatikan agar kita tidak salah dalam mengidentifikasi dan membaca Mad Shilah Qashirah.
Berikut adalah syarat-syarat terjadinya Mad Shilah Qashirah:
- Adanya ‘ha’ dhamir’ (ه) yang berfungsi sebagai kata ganti orang ketiga tunggal.
- ‘Ha’ dhamir’ tersebut terletak di antara dua huruf hidup (berharakat).
- Setelah ‘ha’ dhamir’ tersebut tidak terdapat huruf hamzah (ء). Jika ada hamzah, maka akan menjadi Mad Shilah Thawilah.
Contoh Mad Shilah Qashirah dalam Al-Quran
Terdapat banyak sekali contoh Mad Shilah Qashirah dalam Al-Quran. Dengan memahami contoh-contoh ini, kita akan semakin terbiasa dalam mengidentifikasi dan membaca Mad Shilah Qashirah dengan benar.
Berikut beberapa contohnya:
- لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ (Lahuu maa fiis samaawaati) – Surah Al-Baqarah ayat 255
- عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ (Indahuu illaa bi idznihii) – Surah Al-Baqarah ayat 255
- وَلَهُ مَا كَسَبَتْ (Walahuu maa kasabat) – Surah Al-Baqarah ayat 286
Perhatikan pada contoh-contoh di atas, ‘ha’ dhamir’ (ه) selalu terletak di antara dua huruf berharakat dan tidak diikuti oleh hamzah.
Perbedaan Mad Shilah Qashirah dan Mad Shilah Thawilah
Seringkali Mad Shilah Qashirah tertukar dengan Mad Shilah Thawilah. Perbedaan utama terletak pada huruf yang datang setelah ‘ha’ dhamir’.
Mad Shilah Thawilah terjadi jika setelah ‘ha’ dhamir’ terdapat huruf hamzah (ء). Panjang bacaannya adalah 4 atau 5 harakat (2 atau 2,5 alif). Jadi, jika setelah ‘ha’ dhamir’ terdapat hamzah, maka itu adalah Mad Shilah Thawilah, bukan Mad Shilah Qashirah.
Contoh Mad Shilah Thawilah
Berikut adalah beberapa contoh Mad Shilah Thawilah untuk membedakannya dengan Mad Shilah Qashirah:
- وَمَا عِنْدَهُ إِلاَّ (Wa maa ‘indahuu illaa)
- عَلَيْهِ أَأَنْذَرْتَهُمْ (Alaihi a-andzartahum)
Perhatikan bahwa setelah ‘ha’ dhamir’ pada contoh-contoh di atas selalu diikuti oleh huruf hamzah.
Pentingnya Membedakan Mad Shilah Qashirah dan Thawilah
Membedakan antara Mad Shilah Qashirah dan Mad Shilah Thawilah sangat penting karena akan mempengaruhi panjang bacaan. Membaca Mad Shilah Qashirah dengan panjang seperti Mad Shilah Thawilah atau sebaliknya akan dianggap sebagai kesalahan dalam membaca Al-Quran.
Oleh karena itu, pastikan kita memahami betul syarat-syarat terjadinya kedua jenis mad ini dan memperhatikan huruf yang datang setelah ‘ha’ dhamir’.
Tips Mudah Mengingat Perbedaan Keduanya
Salah satu tips mudah untuk mengingat perbedaan antara keduanya adalah dengan mengingat bahwa “Qashirah” berarti pendek (2 harakat) dan “Thawilah” berarti panjang (4-5 harakat). Kemudian, perhatikan apakah setelah ‘ha’ dhamir’ ada hamzah atau tidak.
Dengan latihan dan perhatian yang cermat, kita akan semakin mahir dalam membedakan dan membaca kedua jenis mad ini dengan benar.
Kesimpulan
Mad Shilah Qashirah merupakan salah satu bagian penting dari ilmu tajwid yang perlu dipahami dan diterapkan dalam bacaan Al-Quran. Dengan memahami pengertian, hukum, syarat terjadinya, dan contoh-contohnya, kita dapat meningkatkan kualitas bacaan kita dan menghindari kesalahan.
Teruslah belajar dan berlatih membaca Al-Quran dengan tartil dan sesuai dengan kaidah tajwid yang benar. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada kita dalam mempelajari dan mengamalkan Al-Quran.