10 Contoh Perbuatan Riya: Pengertian, Bahaya, & Cara Menghindarinya

10 Contoh Perbuatan Riya: Pengertian, Bahaya, dan Cara Menghindarinya

Riya merupakan salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya dalam Islam. Secara sederhana, riya adalah melakukan suatu amalan atau ibadah dengan tujuan untuk mendapatkan pujian, pengakuan, atau sanjungan dari orang lain, bukan karena mengharapkan ridha Allah SWT. Perbuatan ini dapat menghapus pahala amal ibadah dan bahkan mendatangkan dosa.

Memahami contoh-contoh perbuatan riya sangat penting agar kita dapat lebih waspada dan berusaha untuk menghindarinya. Dengan mengenali tanda-tandanya, kita bisa lebih introspeksi diri dan memperbaiki niat dalam setiap amalan yang kita lakukan, sehingga ibadah kita menjadi lebih ikhlas dan diterima oleh Allah SWT.

Pengertian dan Dasar Hukum Riya

Secara bahasa, riya berasal dari kata “ru’yah” yang berarti melihat. Dalam konteks agama, riya berarti memperlihatkan atau memamerkan suatu perbuatan baik kepada orang lain dengan tujuan agar dipuji atau dihormati. Ini adalah bentuk kemunafikan kecil yang dapat merusak ibadah seseorang.

Dalam Al-Quran, riya sangat dikecam. Salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 264, Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.” Ayat ini dengan jelas menunjukkan betapa buruknya perbuatan riya dan dampaknya yang menghapus pahala sedekah.

Contoh Riya dalam Ibadah Shalat

Shalat adalah tiang agama, namun shalat pun bisa ternodai oleh riya. Seseorang yang sengaja memanjangkan bacaan shalatnya atau memperbagus gerakan-gerakannya hanya karena ada orang lain yang melihat, maka ia telah melakukan riya dalam shalatnya. Niatnya bukan lagi karena Allah SWT, melainkan untuk mendapatkan pujian dari orang lain.

Contoh lain adalah ketika seseorang yang malas shalat berjamaah di masjid, tiba-tiba rajin melakukannya ketika ada orang penting atau tokoh agama yang hadir. Perubahan perilaku ini menunjukkan bahwa ia shalat bukan karena kesadaran diri dan ketaatan kepada Allah, tetapi karena ingin dilihat baik oleh orang lain.

Contoh Riya dalam Bersedekah dan Berinfaq

Sedekah dan infaq adalah amalan mulia yang dapat membersihkan harta dan mendatangkan keberkahan. Namun, jika sedekah dilakukan dengan tujuan riya, maka pahalanya akan sia-sia. Misalnya, seseorang yang memberikan sumbangan dalam jumlah besar di depan banyak orang dengan harapan namanya akan dikenal sebagai orang dermawan, maka ia telah melakukan riya.

Contoh lain adalah ketika seseorang menyebarkan berita tentang sedekah yang telah ia berikan kepada orang lain melalui media sosial atau dari mulut ke mulut dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan. Padahal, sedekah yang terbaik adalah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, hanya Allah SWT yang mengetahuinya.

Riya dalam Memberikan Bantuan

Memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan adalah perbuatan terpuji, namun niatnya harus tulus karena Allah SWT. Jika seseorang memberikan bantuan dengan tujuan agar dirinya dianggap sebagai pahlawan atau penyelamat, maka ia telah melakukan riya. Misalnya, memberikan bantuan kepada korban bencana alam dengan tujuan agar diliput oleh media dan mendapatkan popularitas.

Bantuan yang tulus adalah yang diberikan tanpa mengharapkan imbalan atau pujian apapun. Pemberi bantuan tidak perlu menyebut-nyebut kebaikannya, dan penerima bantuan pun tidak merasa terbebani dengan hutang budi yang berlebihan.

Riya dalam Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim, namun niatnya harus benar, yaitu untuk mencari ridha Allah SWT dan mengamalkan ilmu yang telah didapatkan. Jika seseorang menuntut ilmu dengan tujuan agar dihormati, dipandang cerdas, atau mendapatkan jabatan, maka ia telah melakukan riya.

Contohnya adalah ketika seseorang aktif mengikuti kajian-kajian agama hanya karena ingin terlihat alim dan saleh di mata orang lain, tanpa benar-benar memahami dan mengamalkan ilmu yang telah ia dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Riya dalam Berpakaian dan Berpenampilan

Islam mengajarkan umatnya untuk berpakaian rapi dan bersih, namun tidak berlebihan dan tidak bertujuan untuk pamer atau menarik perhatian orang lain. Jika seseorang berpakaian mewah atau mengenakan perhiasan berlebihan dengan tujuan untuk riya, maka ia telah melanggar batasan yang telah ditetapkan oleh agama.

Contohnya adalah ketika seorang wanita mengenakan hijab hanya karena ingin terlihat salehah di mata calon mertua, padahal sebelumnya ia tidak pernah mengenakan hijab. Atau, seseorang yang sengaja mengenakan pakaian bermerek mahal agar dipandang kaya dan sukses oleh orang lain.

Contoh Riya dalam Beramal Jariah

Amal jariah adalah amalan yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang melakukannya telah meninggal dunia. Contohnya adalah membangun masjid, sekolah, atau rumah sakit. Namun, jika amal jariah dilakukan dengan tujuan riya, maka pahalanya tidak akan sampai kepada orang yang melakukannya.

Misalnya, seseorang membangun masjid megah dengan harapan namanya akan diabadikan di prasasti masjid tersebut, sehingga ia akan selalu diingat dan dipuji oleh orang-orang yang datang beribadah di masjid tersebut. Niatnya bukan karena Allah SWT, melainkan untuk meraih popularitas dan pengakuan.

Kesimpulan

Riya adalah penyakit hati yang sangat berbahaya dan dapat merusak ibadah seseorang. Dengan memahami contoh-contoh perbuatan riya, kita dapat lebih waspada dan berusaha untuk menghindarinya. Introspeksi diri secara berkala dan memperbaiki niat dalam setiap amalan yang kita lakukan adalah kunci untuk menjaga keikhlasan dan mendapatkan ridha Allah SWT.

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari perbuatan riya dan menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang ikhlas dalam beribadah. Aamiin.