Contoh Najis Mutawasitah: Pengertian, Cara Membersihkan &

Contoh Najis Mutawasitah: Pengertian, Cara Membersihkan, dan Contoh Lengkap

Dalam Islam, kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian penting dari ibadah. Salah satu aspek kebersihan yang perlu diperhatikan adalah najis. Najis adalah kotoran yang dianggap dapat membatalkan atau mengurangi sahnya ibadah, terutama sholat. Terdapat berbagai macam jenis najis, dan salah satunya adalah najis mutawasitah. Memahami najis mutawasitah, contohnya, dan cara membersihkannya adalah pengetahuan penting bagi setiap Muslim.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang najis mutawasitah. Kita akan mengupas tuntas pengertian najis mutawasitah, memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami, serta menjelaskan cara membersihkan najis ini sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan kita dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan benar, sehingga ibadah kita menjadi lebih khusyuk dan diterima oleh Allah SWT.

Pengertian Najis Mutawasitah

Najis mutawasitah adalah najis tingkat sedang, berada di antara najis mughallazah (najis berat) dan najis mukhaffafah (najis ringan). Najis ini tidak seberat najis mughallazah yang memerlukan tata cara pembersihan khusus, tetapi juga tidak seringan najis mukhaffafah yang cukup dibersihkan dengan dipercikkan air.

Secara bahasa, “mutawasitah” berarti pertengahan atau sedang. Najis ini disebut demikian karena tingkat kekotorannya berada di tengah-tengah. Najis mutawasitah bisa berupa benda padat maupun cair, dan cara membersihkannya memerlukan langkah-langkah tertentu agar benar-benar suci.

Contoh-Contoh Najis Mutawasitah

Untuk lebih memahami apa saja yang termasuk dalam kategori najis mutawasitah, berikut adalah beberapa contoh yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari:

Darah (selain darah haid dan nifas, yang termasuk najis mughallazah bagi sebagian ulama), nanah, muntah, kotoran manusia (tinja), kotoran hewan (selain anjing dan babi, yang termasuk najis mughallazah), bangkai hewan yang tidak halal dimakan (selain ikan dan belalang), minuman keras (khamr), dan air kencing (urine) manusia.

Cara Membersihkan Najis Mutawasitah

Membersihkan najis mutawasitah tidaklah rumit, namun perlu dilakukan dengan benar agar benar-benar suci. Terdapat dua cara utama membersihkan najis mutawasitah, yaitu:

Pertama, membersihkan najis mutawasitah ‘ainiyah. Najis ‘ainiyah adalah najis yang wujudnya masih terlihat, seperti darah yang masih berwarna merah atau kotoran yang masih berbentuk. Cara membersihkannya adalah dengan menghilangkan wujud najis tersebut terlebih dahulu, misalnya dengan mengelap, mencuci, atau menggaruk. Setelah wujud najisnya hilang, kemudian disiram dengan air hingga bersih dan tidak ada lagi bau, warna, atau rasa najis yang tertinggal. Kedua, membersihkan najis mutawasitah hukmiyah. Najis hukmiyah adalah najis yang wujudnya sudah tidak terlihat, namun bekasnya masih terasa, seperti bau atau bekas noda yang samar. Cara membersihkannya cukup dengan menyiramkan air ke bagian yang terkena najis hingga air tersebut mengalir.

Jenis-Jenis Najis Mutawasitah Berdasarkan Wujudnya

Najis mutawasitah dapat dibedakan berdasarkan wujudnya, yang mempengaruhi cara membersihkannya. Perbedaan ini penting untuk memastikan kebersihan yang optimal.

Secara umum, najis mutawasitah dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan wujudnya: najis ‘ainiyah dan najis hukmiyah, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Memahami perbedaan ini akan mempermudah proses membersihkan najis tersebut.

Najis ‘Ainiyah: Najis yang Terlihat

Najis ‘ainiyah adalah najis yang memiliki wujud fisik yang dapat dilihat, dirasakan, atau dicium. Misalnya, noda darah yang masih jelas terlihat pada pakaian, atau kotoran hewan yang menempel di lantai.

Membersihkan najis ‘ainiyah memerlukan usaha ekstra untuk menghilangkan wujud fisiknya terlebih dahulu sebelum menyiramnya dengan air. Hal ini memastikan bahwa seluruh partikel najis benar-benar terangkat dan tidak meninggalkan bekas.

Najis Hukmiyah: Najis yang Tak Tampak

Najis hukmiyah, sebaliknya, adalah najis yang wujud fisiknya sudah tidak terlihat lagi. Mungkin karena sudah kering, menguap, atau meresap ke dalam benda lain. Namun, bekasnya mungkin masih terasa, seperti bau yang tidak sedap atau noda samar yang sulit dihilangkan.

Membersihkan najis hukmiyah lebih sederhana dibandingkan najis ‘ainiyah. Cukup dengan menyiramkan air ke bagian yang terkena najis hingga air tersebut mengalir dan diyakini telah membersihkan bekas-bekas najis tersebut.

Perbedaan Pembersihan Najis ‘Ainiyah dan Hukmiyah

Perbedaan utama dalam membersihkan najis ‘ainiyah dan hukmiyah terletak pada tahap awal pembersihan. Pada najis ‘ainiyah, menghilangkan wujud fisik najis adalah prioritas utama. Sedangkan pada najis hukmiyah, fokusnya adalah menghilangkan bekas-bekas najis yang masih terasa.

Pemahaman yang baik mengenai perbedaan ini akan membantu kita membersihkan najis dengan lebih efektif dan efisien, serta memastikan bahwa kita telah bersuci dengan benar sesuai dengan tuntunan agama.

Contoh Kasus dan Solusinya

Mari kita telaah beberapa contoh kasus yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara membersihkan najis mutawasitah dalam kasus tersebut:

Misalnya, seorang anak kecil mengompol di kasur. Dalam kasus ini, urine adalah najis mutawasitah. Cara membersihkannya adalah dengan menyiramkan air ke bagian kasur yang terkena urine hingga air tersebut mengalir dan menghilangkan bau urine. Jika urine sudah meresap dalam, mungkin perlu dilakukan beberapa kali penyiraman dan penjemuran agar benar-benar bersih. Contoh lain, jika pakaian terkena muntah, hilangkan dulu sisa muntah yang masih ada, lalu cuci pakaian tersebut hingga bersih dan tidak berbau.

Pentingnya Menjaga Kebersihan dari Najis

Menjaga kebersihan dari najis bukan hanya sekadar urusan fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual. Kebersihan adalah bagian dari iman, dan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, kita telah menjalankan salah satu perintah agama.

Selain itu, kebersihan juga berpengaruh pada kesehatan. Lingkungan yang bersih akan terhindar dari penyakit dan bakteri berbahaya. Dengan demikian, menjaga kebersihan dari najis adalah investasi penting untuk kesehatan fisik dan spiritual kita.

Kesimpulan

Najis mutawasitah merupakan salah satu jenis najis yang perlu kita pahami dengan baik. Dengan mengetahui pengertian, contoh, dan cara membersihkannya, kita dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan benar, sehingga ibadah kita menjadi lebih sempurna dan diterima oleh Allah SWT. Jangan ragu untuk bertanya kepada ustadz atau ahli agama jika masih ada hal yang kurang jelas.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan pemahaman tentang kebersihan dan kesucian dalam Islam. Mari kita jadikan kebersihan sebagai bagian dari gaya hidup kita, demi kesehatan, kenyamanan, dan keberkahan hidup kita.