Pelaksanaan Akikah Disyariatkan

Aqiqah: Hukum, Tata Cara, dan Keutamaan dalam Islam – Panduan Lengkap

Aqiqah: Hukum, Tata Cara, dan Keutamaan dalam Islam

Aqiqah merupakan salah satu sunnah muakkad dalam Islam yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan bagi setiap orang tua yang dikaruniai seorang anak. Lebih dari sekadar tradisi, aqiqah adalah bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat kelahiran buah hati serta wujud kepedulian sosial terhadap sesama. Pelaksanaannya melibatkan penyembelihan hewan ternak tertentu dan pembagian dagingnya kepada keluarga, kerabat, tetangga, serta kaum dhuafa.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai pelaksanaan aqiqah yang disyariatkan dalam Islam, mulai dari hukumnya, tata cara yang benar, hewan yang diperbolehkan, hingga manfaat dan keutamaan yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami esensi aqiqah, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan khusyuk dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Hukum Aqiqah dalam Islam

Mayoritas ulama sepakat bahwa hukum aqiqah adalah sunnah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan. Meskipun tidak wajib, pelaksanaan aqiqah memiliki keutamaan yang besar dan merupakan bentuk syukur atas kelahiran seorang anak. Beberapa ulama bahkan berpendapat bahwa orang tua yang mampu namun tidak melaksanakan aqiqah telah meninggalkan sunnah yang penting.

Dasar hukum aqiqah terdapat dalam beberapa hadits Nabi Muhammad SAW, di antaranya: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (hewan) untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i). Hadits ini menunjukkan anjuran yang kuat untuk melaksanakan aqiqah pada hari ketujuh setelah kelahiran anak.

Waktu Pelaksanaan Aqiqah

Waktu yang paling utama untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran anak, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Namun, jika tidak memungkinkan, aqiqah dapat dilaksanakan pada hari ke-14, ke-21, atau kapan pun setelahnya. Tidak ada batasan waktu yang tegas, yang terpenting adalah dilaksanakan ketika orang tua sudah mampu.

Dalam kondisi tertentu, seperti keterbatasan finansial atau kesulitan mendapatkan hewan qurban, pelaksanaan aqiqah dapat diundur. Namun, sebaiknya tidak menunda terlalu lama, karena aqiqah merupakan bentuk syukur dan kegembiraan atas kelahiran anak yang sebaiknya segera diwujudkan.

Jenis Hewan Aqiqah dan Ketentuannya

Hewan yang disyariatkan untuk aqiqah adalah kambing atau domba. Untuk anak laki-laki, disunnahkan menyembelih dua ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan cukup satu ekor. Hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan mereka untuk menyembelih dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan.

Syarat-syarat hewan aqiqah sama dengan syarat hewan qurban, yaitu harus sehat, tidak cacat, cukup umur (minimal 6 bulan untuk domba dan 1 tahun untuk kambing), dan tidak kurus. Daging aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada keluarga, kerabat, tetangga, dan kaum dhuafa. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penerima dalam mengonsumsinya.

Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah yang Benar

Pelaksanaan aqiqah dimulai dengan niat yang tulus karena Allah SWT. Kemudian, hewan aqiqah disembelih dengan menyebut nama Allah dan membaca basmalah. Setelah disembelih, dagingnya dimasak dan disajikan dalam acara aqiqah. Acara ini biasanya dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan tetangga.

Selain penyembelihan hewan, terdapat beberapa sunnah lain yang dianjurkan dalam pelaksanaan aqiqah, seperti mencukur rambut bayi dan memberinya nama yang baik. Mencukur rambut bayi melambangkan pembersihan diri dari kotoran dan penyakit, sedangkan pemberian nama yang baik merupakan doa agar anak tumbuh menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah.

Manfaat dan Keutamaan Aqiqah

Aqiqah memiliki banyak manfaat dan keutamaan, baik bagi orang tua maupun anak. Bagi orang tua, aqiqah merupakan bentuk syukur atas nikmat kelahiran anak, wujud kepedulian sosial, dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bagi anak, aqiqah merupakan doa agar dilindungi dari segala mara bahaya, diberikan kesehatan, dan tumbuh menjadi anak yang sholeh dan sholehah.

Selain itu, aqiqah juga dapat mempererat tali silaturahmi antara keluarga, kerabat, dan tetangga. Melalui acara aqiqah, kita dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain dan meningkatkan rasa persaudaraan sesama muslim. Aqiqah juga menjadi sarana untuk mendidik anak tentang nilai-nilai Islam, seperti syukur, kepedulian, dan berbagi.

Hikmah di Balik Aqiqah

Aqiqah bukan hanya sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi juga mengandung hikmah yang mendalam. Melalui aqiqah, orang tua diingatkan untuk senantiasa bersyukur atas karunia Allah SWT dan untuk mendidik anak-anak mereka dengan baik agar menjadi generasi yang saleh dan berbakti kepada agama dan negara.

Aqiqah juga melambangkan pembebasan diri dari segala bentuk kesyirikan dan takhayul. Dengan melaksanakan aqiqah sesuai dengan tuntunan syariat, kita menunjukkan bahwa kita hanya bergantung kepada Allah SWT dan tidak percaya kepada kekuatan lain selain-Nya.

Aqiqah sebagai Bentuk Kepedulian Sosial

Pembagian daging aqiqah kepada keluarga, kerabat, tetangga, dan kaum dhuafa merupakan wujud kepedulian sosial yang sangat dianjurkan dalam Islam. Melalui aqiqah, kita dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain dan membantu meringankan beban mereka yang membutuhkan.

Aqiqah juga menjadi sarana untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas sesama muslim. Dengan berbagi daging aqiqah, kita menunjukkan bahwa kita peduli terhadap sesama dan ingin berbagi kebahagiaan yang kita rasakan.

Perbedaan Aqiqah dan Qurban

Meskipun sama-sama melibatkan penyembelihan hewan ternak, aqiqah dan qurban memiliki perbedaan yang mendasar. Aqiqah dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak, sedangkan qurban dilaksanakan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan untuk memperingati peristiwa kurban Nabi Ibrahim AS.

Selain itu, waktu pelaksanaan aqiqah dan qurban juga berbeda. Aqiqah dilaksanakan setelah kelahiran anak, sedangkan qurban dilaksanakan pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik. Meskipun berbeda, keduanya merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam dan memiliki keutamaan yang besar.

Kesimpulan

Aqiqah adalah sunnah muakkad yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan bagi setiap orang tua yang dikaruniai seorang anak. Melalui aqiqah, kita dapat bersyukur kepada Allah SWT, menunjukkan kepedulian sosial, dan mempererat tali silaturahmi. Dengan melaksanakan aqiqah sesuai dengan tuntunan syariat, kita berharap anak kita tumbuh menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah serta dilindungi dari segala mara bahaya.

Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pelaksanaan aqiqah yang disyariatkan dalam Islam. Mari kita laksanakan aqiqah dengan khusyuk dan penuh keikhlasan, sebagai wujud syukur atas nikmat Allah SWT dan sebagai bentuk investasi untuk masa depan anak kita.