Kata Tidak Baku: Pengertian, Ciri, Contoh &
Dalam berkomunikasi sehari-hari, kita seringkali menggunakan berbagai macam bahasa, termasuk kata-kata yang mungkin terdengar familiar namun sebenarnya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Kata-kata inilah yang disebut sebagai kata tidak baku. Penggunaan kata tidak baku sangat umum, terutama dalam percakapan informal, media sosial, atau bahkan dalam penulisan non-formal.
Meskipun penggunaan kata tidak baku terkesan lebih santai dan akrab, penting untuk memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku. Pemahaman ini krusial, terutama ketika kita berada dalam situasi formal seperti penulisan laporan, surat resmi, atau presentasi ilmiah. Mari kita telaah lebih dalam mengenai apa itu kata tidak baku, ciri-cirinya, dan contoh-contohnya.
Apa Itu Kata Tidak Baku?
Kata tidak baku adalah kata yang penulisannya atau pengucapannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan. Kaidah ini biasanya merujuk pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata tidak baku seringkali muncul karena pengaruh dialek daerah, bahasa asing, atau bahkan hanya karena kebiasaan penggunaan yang salah.
Akibatnya, kata tidak baku memiliki variasi yang sangat luas, dan bentuknya bisa sangat berbeda dari kata bakunya. Perbedaan ini bisa terletak pada penambahan huruf, pengurangan huruf, perubahan vokal, atau bahkan perubahan seluruh kata.
Ciri-Ciri Kata Tidak Baku
Untuk membedakan kata baku dan tidak baku, kita perlu mengenali ciri-ciri yang melekat pada kata tidak baku. Ciri-ciri ini membantu kita untuk lebih teliti dalam berbahasa, terutama dalam situasi formal.
Beberapa ciri umum kata tidak baku antara lain: dipengaruhi oleh bahasa daerah atau asing, seringkali merupakan hasil dari pengucapan yang salah, digunakan dalam percakapan sehari-hari (informal), dan tidak ditemukan dalam KBBI atau PUEBI.
Mengapa Kata Tidak Baku Muncul?
Kemunculan kata tidak baku dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pengaruh bahasa daerah. Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah, dan seringkali unsur-unsur bahasa daerah ini terbawa ke dalam penggunaan bahasa Indonesia, menghasilkan variasi kata yang tidak baku.
Faktor lain adalah pengaruh bahasa asing, terutama di era globalisasi ini. Kata-kata asing seringkali diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dengan pengucapan dan penulisan yang sedikit berbeda, yang kemudian menjadi kata tidak baku.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
Untuk memperjelas perbedaan antara kata baku dan tidak baku, mari kita lihat beberapa contoh. Perhatikan bagaimana perbedaan dalam penulisan dan pengucapan dapat mengubah status sebuah kata.
Contoh: * Baku: Apotek – Tidak Baku: Apotik * Baku: Aktif – Tidak Baku: Aktip * Baku: Bus – Tidak Baku: Bis * Baku: Praktik – Tidak Baku: Praktek * Baku: Kualitas – Tidak Baku: Kwalitas
Dampak Penggunaan Kata Tidak Baku
Penggunaan kata tidak baku, meskipun sering dianggap sepele, dapat memiliki dampak yang signifikan. Dalam konteks formal, penggunaan kata tidak baku dapat mengurangi kredibilitas penulis atau pembicara.
Selain itu, penggunaan kata tidak baku juga dapat menyebabkan kesalahpahaman, terutama jika kata tersebut memiliki makna yang berbeda dalam dialek daerah atau bahasa asing. Oleh karena itu, penting untuk selalu menggunakan kata baku dalam situasi formal.
Kapan Kita Boleh Menggunakan Kata Tidak Baku?
Meskipun penting untuk menggunakan kata baku dalam situasi formal, penggunaan kata tidak baku tidak selalu salah. Dalam percakapan sehari-hari, komunikasi informal dengan teman dan keluarga, atau dalam karya sastra yang bertujuan untuk menciptakan kesan tertentu, penggunaan kata tidak baku diperbolehkan.
Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan kata tidak baku harus disesuaikan dengan konteks dan tujuan komunikasi. Jangan sampai penggunaan kata tidak baku mengganggu pemahaman atau merusak kredibilitas kita dalam situasi formal.
Cara Menghindari Penggunaan Kata Tidak Baku
Untuk menghindari penggunaan kata tidak baku, ada beberapa tips yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah dengan sering membaca dan menggunakan KBBI atau PUEBI sebagai panduan.
Selain itu, kita juga bisa meningkatkan kesadaran berbahasa dengan memperhatikan bagaimana orang lain menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Membiasakan diri dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan membantu kita untuk menghindari penggunaan kata tidak baku secara tidak sengaja.
Pentingnya Bahasa Baku
Bahasa baku memiliki peran penting dalam menyatukan masyarakat Indonesia yang beragam. Bahasa baku berfungsi sebagai standar yang diterima dan dipahami oleh semua orang, terlepas dari latar belakang daerah atau sosial mereka.
Selain itu, bahasa baku juga penting dalam pendidikan dan pemerintahan. Dalam dunia pendidikan, bahasa baku digunakan sebagai bahasa pengantar dan bahasa dalam penulisan ilmiah. Dalam pemerintahan, bahasa baku digunakan dalam pembuatan undang-undang dan dokumen resmi lainnya.
Peran Media dalam Mempopulerkan Kata Tidak Baku
Media, terutama media sosial, memiliki peran yang signifikan dalam penyebaran kata tidak baku. Penggunaan bahasa yang santai dan informal di media sosial seringkali mendorong penggunaan kata tidak baku.
Namun, media juga memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan memberikan contoh penggunaan bahasa yang benar, media dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku.
Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa asing, terutama bahasa Inggris, memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa Indonesia. Banyak kata-kata asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia dan mengalami perubahan bentuk atau pengucapan, yang kemudian menjadi kata tidak baku.
Meskipun penting untuk terbuka terhadap pengaruh bahasa asing, kita juga perlu menjaga agar bahasa Indonesia tetap lestari dan tidak kehilangan identitasnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu menggunakan kata baku dalam situasi formal dan menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Upaya Pelestarian Bahasa Indonesia
Pelestarian bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab kita bersama. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum memiliki peran masing-masing dalam menjaga agar bahasa Indonesia tetap hidup dan berkembang.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan bahasa Indonesia antara lain: meningkatkan kesadaran berbahasa, mempromosikan penggunaan bahasa baku dalam situasi formal, dan mengembangkan kamus dan pedoman ejaan yang mutakhir.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku adalah langkah penting dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Meskipun penggunaan kata tidak baku diperbolehkan dalam situasi informal, penting untuk selalu menggunakan kata baku dalam situasi formal untuk menjaga kredibilitas dan menghindari kesalahpahaman.
Dengan meningkatkan kesadaran berbahasa dan terus belajar, kita dapat berkontribusi dalam melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang kaya dan bermakna. Mari kita bersama-sama menjaga agar bahasa Indonesia tetap hidup dan relevan di era globalisasi ini.
