Contoh Persilangan Monohibrid: Panduan Lengkap dengan Soal dan Pembahasan

Contoh Persilangan Monohibrid: Panduan Lengkap dengan Soal dan Pembahasan

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa beberapa orang memiliki rambut keriting sementara yang lain lurus? Atau mengapa ada tanaman yang berbunga merah dan ada yang berbunga putih? Jawabannya terletak pada genetika, khususnya mekanisme pewarisan sifat melalui persilangan. Salah satu konsep dasar dalam genetika adalah persilangan monohibrid, sebuah proses yang menjelaskan bagaimana satu jenis sifat diturunkan dari orang tua kepada keturunannya.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang persilangan monohibrid, mulai dari pengertian dasar, prinsip kerja, contoh-contoh aplikasinya, hingga contoh soal dan pembahasannya. Dengan memahami persilangan monohibrid, Anda akan memiliki dasar yang kuat untuk memahami konsep genetika yang lebih kompleks dan bagaimana sifat-sifat unik pada makhluk hidup diwariskan dari generasi ke generasi.

Apa itu Persilangan Monohibrid?

Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu yang memiliki perbedaan dalam satu jenis sifat. Sifat ini dikendalikan oleh sepasang gen, yang disebut alel. Alel bisa dominan (menutupi ekspresi alel lain) atau resesif (hanya terekspresikan jika berpasangan dengan alel resesif lainnya). Dalam persilangan monohibrid, kita fokus pada bagaimana alel-alel ini bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet dan bagaimana mereka bergabung kembali saat terjadi pembuahan.

Singkatnya, persilangan monohibrid adalah eksperimen untuk melihat bagaimana satu sifat tertentu diwariskan. Sifat ini bisa berupa warna bunga, bentuk biji, atau karakter fisik lainnya. Hasil dari persilangan ini akan memberikan informasi penting tentang bagaimana gen-gen bekerja dan berinteraksi.

Hukum Mendel dan Persilangan Monohibrid

Persilangan monohibrid merupakan landasan dari Hukum Mendel, khususnya Hukum Segregasi (Hukum Mendel I). Hukum ini menyatakan bahwa setiap individu memiliki sepasang alel untuk setiap sifat, dan alel-alel ini akan memisah selama pembentukan gamet. Artinya, setiap gamet hanya akan membawa satu alel untuk setiap sifat. Ketika terjadi pembuahan, gamet dari kedua orang tua akan bergabung, menghasilkan zigot dengan sepasang alel untuk setiap sifat.

Pemahaman tentang Hukum Mendel I sangat penting untuk memprediksi hasil persilangan monohibrid. Dengan mengetahui genotip (susunan genetik) orang tua, kita dapat menggunakan diagram Punnett square untuk menentukan kemungkinan genotip dan fenotip (karakter fisik yang terlihat) pada keturunannya.

Pengertian Genotip dan Fenotip

Genotip adalah susunan genetik suatu individu, yang terdiri dari kombinasi alel-alel yang dimilikinya. Genotip tidak selalu terlihat secara langsung, tetapi berperan penting dalam menentukan fenotip. Contoh genotip adalah AA, Aa, atau aa, yang masing-masing mewakili kombinasi alel dominan (A) dan alel resesif (a).

Fenotip adalah karakter fisik atau sifat yang terlihat pada suatu individu. Fenotip merupakan hasil interaksi antara genotip dan lingkungan. Contoh fenotip adalah warna bunga merah, tinggi tanaman, atau bentuk biji bulat. Individu dengan genotip AA dan Aa mungkin memiliki fenotip yang sama jika A adalah alel dominan.

Alel Dominan dan Resesif

Alel dominan adalah alel yang akan menutupi ekspresi alel resesif jika keduanya hadir dalam genotip yang sama (heterozigot). Alel dominan biasanya dilambangkan dengan huruf kapital, misalnya A.

Alel resesif adalah alel yang hanya akan terekspresikan jika berpasangan dengan alel resesif lainnya dalam genotip homozigot. Alel resesif biasanya dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya a.

Diagram Punnett Square

Diagram Punnett Square adalah alat visual yang digunakan untuk memprediksi genotip dan fenotip keturunan dalam persilangan. Diagram ini menampilkan semua kombinasi alel yang mungkin terjadi dari kedua orang tua.

Cara menggunakan diagram Punnett Square cukup sederhana. Alel dari satu orang tua ditulis di bagian atas kolom, dan alel dari orang tua lainnya ditulis di bagian samping baris. Kemudian, setiap kotak diisi dengan kombinasi alel yang sesuai dari kolom dan barisnya. Dengan melihat diagram Punnett Square, kita dapat menentukan probabilitas genotip dan fenotip yang berbeda pada keturunan.

Contoh Persilangan Monohibrid Dominansi Penuh

Contoh klasik persilangan monohibrid adalah persilangan antara tanaman kacang ercis berbunga ungu (homozigot dominan, PP) dengan tanaman kacang ercis berbunga putih (homozigot resesif, pp). Karena ungu dominan terhadap putih, semua keturunan pertama (F1) akan memiliki genotip heterozigot (Pp) dan fenotip berbunga ungu.

Jika kemudian keturunan pertama (F1) disilangkan sesamanya (Pp x Pp), maka akan dihasilkan keturunan kedua (F2) dengan perbandingan fenotip 3:1. Artinya, sekitar 75% dari keturunan F2 akan berbunga ungu (PP atau Pp) dan 25% akan berbunga putih (pp).

Contoh Persilangan Monohibrid Intermediet

Dalam persilangan monohibrid intermediet (atau dominansi tidak sempurna), tidak ada alel yang sepenuhnya dominan terhadap alel lainnya. Sebagai contoh, persilangan antara tanaman bunga pukul empat berwarna merah (MM) dengan tanaman bunga pukul empat berwarna putih (mm) akan menghasilkan keturunan pertama (F1) dengan warna merah muda (Mm).

Jika keturunan pertama (F1) yang berwarna merah muda disilangkan sesamanya (Mm x Mm), maka akan dihasilkan keturunan kedua (F2) dengan perbandingan fenotip 1:2:1. Artinya, sekitar 25% dari keturunan F2 akan berwarna merah (MM), 50% berwarna merah muda (Mm), dan 25% berwarna putih (mm).

Contoh Soal dan Pembahasan Persilangan Monohibrid

Soal: Pada tanaman ercis, sifat biji bulat (B) dominan terhadap biji keriput (b). Jika tanaman ercis heterozigot biji bulat disilangkan dengan tanaman ercis biji keriput, tentukanlah rasio genotip dan fenotip pada keturunannya.

Pembahasan: * Genotip orang tua: Bb x bb * Gamet: B, b dan b, b * Diagram Punnett Square: | | B | b | |——-|——-|——-| | b | Bb | bb | | b | Bb | bb | * Rasio genotip: Bb : bb = 2 : 2 atau 1:1 * Rasio fenotip: Biji bulat : Biji keriput = 2 : 2 atau 1:1

Kesimpulan

Persilangan monohibrid adalah konsep dasar dalam genetika yang menjelaskan bagaimana satu jenis sifat diwariskan dari orang tua kepada keturunannya. Pemahaman tentang hukum Mendel, genotip, fenotip, alel dominan dan resesif, serta diagram Punnett Square sangat penting untuk memprediksi hasil persilangan monohibrid. Dengan memahami konsep ini, kita dapat lebih memahami bagaimana keanekaragaman hayati terbentuk dan bagaimana sifat-sifat unik pada makhluk hidup diturunkan dari generasi ke generasi.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang persilangan monohibrid. Dengan mempelajari contoh-contoh yang diberikan dan berlatih mengerjakan soal-soal, Anda akan semakin mahir dalam memahami konsep genetika dan pewarisan sifat. Selamat belajar!