Ahura Mazda

Ahura Mazda: Dewa Tertinggi dalam Zoroastrianisme & Pengaruhnya

Ahura Mazda: Dewa Tertinggi dalam Zoroastrianisme & Pengaruhnya

Ahura Mazda, yang berarti “Tuhan yang Bijaksana” atau “Tuan yang Bijaksana,” adalah entitas tertinggi dalam agama Zoroastrianisme. Agama kuno ini, yang didirikan oleh nabi Zarathustra (juga dikenal sebagai Zoroaster), menempatkan Ahura Mazda sebagai pencipta langit dan bumi, sumber segala kebaikan, dan musuh abadi kekuatan jahat, Angra Mainyu (Ahriman).

Memahami Ahura Mazda sangat penting untuk memahami esensi Zoroastrianisme. Ajaran Zarathustra menekankan pentingnya pilihan bebas antara kebaikan dan kejahatan, dan peran Ahura Mazda adalah sebagai teladan kebajikan dan sumber kekuatan bagi mereka yang memilih jalan kebenaran. Pengaruh Ahura Mazda meluas jauh melampaui teologi Zoroastrianisme, memengaruhi filsafat, etika, dan pandangan dunia banyak budaya.

Sejarah dan Asal Usul Ahura Mazda

Asal usul Ahura Mazda dapat ditelusuri kembali ke periode Indo-Iran, sebelum munculnya Zoroastrianisme. Dalam agama-agama proto-Indo-Iran, dewa-dewa sering diklasifikasikan sebagai *Ahura* (tuan) dan *Daeva* (dewa). Zarathustra, dalam wahyunya, mempromosikan Ahura Mazda sebagai satu-satunya tuhan yang layak disembah, menolak *Daeva* dan menghubungkan mereka dengan kejahatan. Baca Selangkapnya di smkn19jakarta.sch.id!

Menurut tradisi Zoroastrian, Zarathustra menerima wahyu dari Ahura Mazda pada usia 30 tahun. Wahyu ini membentuk dasar dari ajaran Zoroastrianisme, yang tertulis dalam Avesta, kitab suci Zoroastrian. Dalam Avesta, Ahura Mazda digambarkan sebagai sumber cahaya, kebenaran, dan kebijaksanaan, serta pencipta segala hal yang baik di dunia.

Simbolisme dan Representasi Ahura Mazda

Secara tradisional, Ahura Mazda tidak digambarkan dalam bentuk fisik. Namun, representasi visual yang paling umum adalah sosok bersayap dengan tubuh manusia, seringkali dengan tangan terangkat dalam sikap berkat. Simbol ini, yang dikenal sebagai Faravahar, sering keliru diidentifikasi sebagai representasi langsung Ahura Mazda, tetapi sebenarnya merupakan simbol jiwa manusia atau fravashi, yang membimbing individu menuju kebenaran.

Simbolisme cahaya sangat penting dalam representasi Ahura Mazda. Api adalah simbol suci dalam Zoroastrianisme, mewakili kehadiran Ahura Mazda dan prinsip kebenaran dan kebijaksanaan. Kuil-kuil Zoroastrian seringkali memelihara api abadi, sebagai simbol kehadiran abadi Ahura Mazda di dunia.

Atribut dan Kekuatan Ahura Mazda

Ahura Mazda memiliki banyak atribut yang mencerminkan kebaikan dan kebijaksanaannya yang tak terbatas. Dia dianggap sebagai Maha Tahu, Maha Kuasa, dan Maha Hadir. Dia adalah sumber semua kebaikan, keadilan, dan belas kasih.

Ahura Mazda memerintah atas alam semesta dan segala isinya. Dia adalah pencipta langit dan bumi, matahari, bulan, dan bintang-bintang. Dia juga menciptakan manusia dan memberi mereka kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan. Kekuatan Ahura Mazda tidak absolut, karena dia terus-menerus berperang melawan kekuatan kejahatan yang dipimpin oleh Angra Mainyu.

Pertempuran Kosmik Antara Ahura Mazda dan Angra Mainyu

Zoroastrianisme mengajarkan tentang dualisme kosmik, yaitu pertempuran abadi antara Ahura Mazda (kebaikan) dan Angra Mainyu (kejahatan). Pertempuran ini berlangsung di seluruh alam semesta dan dalam hati setiap manusia. Meskipun Angra Mainyu memiliki kekuatan yang signifikan, Zoroastrianisme meyakini bahwa Ahura Mazda pada akhirnya akan menang.

Kemenangan Ahura Mazda akan mengantarkan era kesempurnaan, di mana kejahatan akan dikalahkan dan semua orang akan hidup dalam damai dan harmoni. Keyakinan ini memberikan harapan dan dorongan kepada pengikut Zoroastrianisme untuk terus berjuang untuk kebaikan dan menentang kejahatan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Peran Manusia dalam Kemenangan Ahura Mazda

Manusia memainkan peran penting dalam pertempuran kosmik antara Ahura Mazda dan Angra Mainyu. Melalui pikiran, perkataan, dan tindakan mereka, manusia dapat berkontribusi pada kekuatan kebaikan atau kejahatan. Dengan memilih jalan kebenaran, kejujuran, dan belas kasih, manusia membantu memperkuat kekuatan Ahura Mazda dan mempercepat kemenangan akhirnya.

Zoroastrianisme menekankan pentingnya etika dan moralitas dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti ajaran Zarathustra, pengikut Zoroastrianisme berusaha untuk menjadi agen kebaikan dan melawan kekuatan kejahatan di dunia.

Ahura Mazda dalam Filsafat Zoroastrianisme

Filsafat Zoroastrianisme sangat berpusat pada konsep pilihan bebas dan tanggung jawab individu. Setiap orang memiliki kemampuan untuk memilih antara jalan kebenaran dan jalan kebohongan, dan pilihan ini memiliki konsekuensi yang signifikan bagi diri mereka sendiri dan bagi seluruh alam semesta. Ahura Mazda memberikan bimbingan dan kekuatan kepada mereka yang memilih jalan kebenaran.

Konsep *asha*, atau kebenaran kosmik, adalah pusat filosofi Zoroastrianisme. Asha mewakili tatanan dan harmoni alam semesta, dan hidup selaras dengan asha berarti bertindak sesuai dengan kebenaran, keadilan, dan kebajikan. Ahura Mazda adalah sumber asha dan teladan yang sempurna tentang bagaimana hidup selaras dengannya.

Pengaruh Ahura Mazda dalam Agama dan Budaya Lain

Keyakinan tentang Ahura Mazda dan Zoroastrianisme telah mempengaruhi banyak agama dan budaya lain sepanjang sejarah. Beberapa sarjana berpendapat bahwa konsep malaikat dan iblis dalam Yudaisme, Kristen, dan Islam sebagian berasal dari konsep *amesha spentas* (emanation suci) Ahura Mazda dan Angra Mainyu dalam Zoroastrianisme.

Selain itu, Zoroastrianisme telah memengaruhi perkembangan filsafat Yunani kuno, khususnya ajaran Plato dan Pythagoras. Konsep dualisme, etika, dan pentingnya kebijaksanaan dapat ditemukan dalam ajaran Zoroastrianisme dan dalam filsafat Yunani kuno.

Hubungan dengan Mitologi Persia

Meskipun Zoroastrianisme monoteistik, kepercayaan tentang Ahura Mazda terkait erat dengan mitologi Persia. Karakter-karakter mitologis seperti Mithra, Anahita, dan Verethragna (dewa kemenangan) memiliki peran penting dalam Zoroastrianisme meskipun status mereka sebagai *amesha spentas* (emanation suci) atau pelayan Ahura Mazda.

Mitologi Persia memberikan konteks budaya dan simbolik yang kaya untuk memahami ajaran Zoroastrianisme. Kisah-kisah dan legenda-legenda ini membantu menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual agama dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Ahura Mazda dalam Zoroastrianisme Modern

Zoroastrianisme adalah agama minoritas global, dengan pengikut yang tersebar di seluruh dunia. Meskipun jumlahnya relatif kecil, pengikut Zoroastrianisme tetap setia pada ajaran-ajaran mereka dan berusaha untuk melestarikan warisan budaya mereka.

Dalam Zoroastrianisme modern, Ahura Mazda tetap menjadi fokus utama keyakinan dan ibadah. Pengikut Zoroastrianisme terus berusaha untuk hidup selaras dengan asha dan untuk berkontribusi pada kemenangan kebaikan atas kejahatan di dunia.

Kesimpulan

Ahura Mazda, sebagai dewa tertinggi dalam Zoroastrianisme, mewakili sumber segala kebaikan, kebijaksanaan, dan kebenaran. Ajaran Zarathustra tentang Ahura Mazda memberikan panduan moral dan spiritual yang abadi, menekankan pentingnya pilihan bebas, tanggung jawab individu, dan perjuangan terus-menerus melawan kejahatan. Pengaruh Ahura Mazda meluas jauh melampaui agama Zoroastrianisme, memengaruhi filsafat, etika, dan pandangan dunia banyak budaya.

Memahami konsep Ahura Mazda sangat penting untuk memahami esensi Zoroastrianisme. Melalui ibadah, doa, dan kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama, pengikut Zoroastrianisme berusaha untuk terhubung dengan Ahura Mazda dan berkontribusi pada kemenangan kebaikan atas kejahatan di dunia. Ajaran ini, meskipun berasal dari zaman kuno, tetap relevan dan menginspirasi dalam dunia modern kita.